Allah ‘Azza wa Jalla berfirman,
فَلا تَعْلَمُ نَفْسٌ ما أُخْفِيَ لَهُمْ مِنْ قُرَّةِ أَعْيُنٍ جَزاءً بِما كانُوا يَعْمَلُونَ
“Tak seorangpun mengetahui berbagai nikmat yang menanti, yang indah dipandang oleh mata sebagai balasan bagi mereka, atas apa yang mereka kerjakan.” [As-Sajadah: 17]
Yaitu, “Tidak seorangpun yang mengetahui keagungan apa yang Allah rahasiakan untuk mereka di surga berupa kenikmatan yang kekal abadi dan berbagai kelezatan yang tidak pernah diketahui oleh seorang pun. Tatkala mereka merahasiakan amalannya, maka Allah merahasiakan untuk mereka pahalanya, sebagai pembalasan yang selayaknya, karena balasan itu adalah sesuai dengan jenis amalan.
Al-Hasan Al-Bashry berkata, “Suatu kaum merahasiakan amalannya, maka Allah merahasiakan untuk mereka kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh mata dan tidak pernah terlintas dalam benak seorang manusia pun.” Diriwayatkan oleh Ibnu Abi Hatim.” [Demikian penafsiran Ibnu Katsir rahimahullah]
Ayat ini adalah kaidah bahwa siapa yang merahasian suatu amalan, maka Allah akan merahasiakan untuk kenikmatan yang tidak pernah dilihat oleh pandangan mata. [Sebagaimana dalam Tafsir Ath-Thabary 20/186]
Cakupan ayat berlaku untuk seluruh amalan yang dilakukan oleh seorang hamba secara rahasia, termasuk shalat malam yang disebutkan dalam ayat-ayat sebelumnya.
Sebagian ulama ada menafsirkan ayat “atas apa yang mereka kerjakan” bahwa amalan mereka adalah puasa. [Mau’izhatul Mukminin hal. 59]
Hal tersebut karena, “Puasa adalah rahasia antara seorang hamba dengan Rabbnya, tidak ada yang mengetahuinya kecuali Dia. Memang (manusia) kadang mengetahui bahwa dia meninggalkan pembatal-pembatal puasa yang zhahir. Adapun dia meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena (Allah) Yang dia ibadahi, hal tersebut tidak diketahui oleh seorang manusiapun. Itulah hakikat puasa.” [Demikian paparan Ibnul Qayyim dalam Zâdul Ma’âd 2/27]
Ingatlah selalu, bahwa puasamu adalah rahasia antara engkau dan Allah!!!
Ditulis Oleh :
www.Dzulqarnain.net